Sabtu, 30 Juni 2018

[Review] Novel : Akiyoshi Rikako - Girls in the Dark



Hallo, bertemu kembali dengan saya sang pemilik blog.wkwk
Kali ini aku mau lanjutin review novelnya Akiyoshi Rikako, yang judulnya Girls in the Dark. Novel ini novel pertama yang diterbitkan oleh penerbit haru pada tahun 2015 untuk cetakan keempatnya. Resminya novel ini diterbitkan pada tahun 2013 di Jepang. Dan aku baru beli buku ini di awal tahun 2018. Hahaha sedih bangetttt :’)
Oke lanjut, nyeritain apa sih novel ini? Apakah akan ada plot twist lagi? Atau novel ini akan ‘normal’. Yuu disimak dulu blurb-nya.

Apa yang ingin disampaikan oleh gadis itu ?
Gadis itu mati.
Ketua Klub Sastra, Shiraishi Itsumi, mati. Di tangannya ada setangkai bunga lily.
Pembunuhan? Bunuh diri? Tidak ada yang tahu. Satu dari enam gadis anggota klub sastra digosipkan sebagai pembunuh gadis cantik berkarisma itu.
Seminggu sesudahnya, Klub Sastra mengadakan pertemuan. Mereka ingin mengenang mantan ketua mereka dengan sebuah cerita pendek. Namun ternyata, cerita pendek yang mereka buat adalah analisis masing-masing tentang siapa pembunuh yang sebenarnya. Keenam gadis itu bergantian membaca analisis mereka, tapi . . .
Kau pernah berpikir ingin membunuh seseorang ?

Gimana-gimana, udah mulai kebayang isi novel ini bakal kaya gimana?

Analisis awal, *cieelah*. Seperti biasa, menilik pada judul dan blurb saya mulai mengira-ngira bakal kayak gimana nih cerita yang tersaji. Dari judulnya aku bayangin dua hal, pertama adalah ya latar cerita banyak menonjolkan ‘perempuan dalam kegelapan’, dan kedua ialah sisi gelap perempuan *apadah ini*. Kalo dari blurb, aku udah ngebayangin pasti setidaknya ada satu buah plot twist yang akan disajikan. Well aku hanya berharap cerita ‘happy ending’ seperti pada novel keduanya. Semoga demikian yaaa. Dan aku berharap gadis itu tidak benar-benar mati *the dead return part 2 dong kalo gitu. Wkwk*

Oya mau nyampein dulu sesuatu nih. Kalo menurut aku cerita-ceritanya Akiyoshi ini bisa dibilang cukup sadis dan butuh kesadaran dari pembacanya. Maksud aku, tidak cocok untuk anak-anak yang emosinya masih labil, takutnya malah niru-niru gitu :( yaaa kayak kasusnya 13 reasons why itu loh yang cukup kontroversial.

Masuk ke penilaian dari aku nih guys, simak yaaa. Sebisa mungkin aku gaakan ngasih spoiler yaa. Tapi akupun masih bingung batasannya apasih sebuah review bisa dibilang mengandung spoiler/engga. Sharing dong yg tau.

Novel ini jauh lebih berat jika dibanding dengan The Dead Return. Kesamaan keduanya adalah tokohnya yakni masih usia sekolah *aku lupa ceritanya SMP atau SMA, tapi kayaknya sih SMA*. Kenapa bisa dikatakan lebih berat? Karna masalah yang disajikan cukup kompleks dan saling berkaitan. Ya walaupun masalahnya masalah yang biasa dihadapi remaja menuju dewasa. Ada sedikit bumbu-bumbu romansa dalam novel ini.

Aku suka gimana penulis menyampaikan analisa-analisa dari keenam gadis klub sastra yang mana secara tidak langsung menyampaikan runtutan kejadian yang menuju akhir bacaan kita bisa tarik simpul benang merahnya.

Aku pun suka dengan analisa-analisa tersebut. analisa-analisanya membuat semuanya masuk akal dan membuat aku berpikir “oh mungkin si ini nih yang ngebunuh.” Lalu dalam analisa yang lainnya “ahh bunuh diri deh ah.”, dan dalam analisa lainnya lagi “ah si itu deh kayanya yang ngebunuh”. Lalu mulai lelah menebak-nebak, karna setiap aku mulai meyakini bahwa ‘itulah yang sebenernya terjadi’, penulis akan kembali mematahkan keyakinan ku.

Hal tersebut berlangsung dari awal hingga hampir bagian akhir. Dan seperti biasa. Cerita sekian bab diawal, semua persepsi yang muncul dibenakmu, semuanya buyar dan ‘pecah’ ketika membaca bab-bab akhir penyelesaian kasus.

Hebatnya lagi novel ini setidaknya memiliki 2-4 plot twist aku tidak menghitung berapa tepatnya. Sebuah perasaan dari yang awalnya penasaran, ikut menebak-nebak, mulai lelah dan pasrah dengan apa yang ‘diberi’ oleh penulis, dan terkaget tak percaya di akhir. Yapp itulah yang aku rasakan.
Intinya aku sangat merekomendasikan novel ini *dan novel-novel Akiyoshi lainnya*. terutama untuk kamu-kamu yang menyukai genre misteri, young adult, dan yang ingin menambah pengetahuan tentang kue-kue di berbagai belahan dunia. Hihi

Apa kalian tidak merasakan bahwa panca indra kita semakin terasah kalau kita berada di dalam kegelapan ? –Sumikawa Sayuri, Halaman 10.

Bagaiman indra pencium, perasa, pendengar, dan peaba bereaksi tanpa indra penglihat? Kita bisa mengasah semuanya itu, menipu indra-indra itu dan kemudia membebaskannya. –Sumikawa Sayuri, Halaman 11.

seeusoon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar