Rabu, 08 November 2017

4 Years Without You, Daddy!



30 November tahun ini genap 4 tahun aku menjalani kehidupan tanpa sesosok ayah.
Semuanya terasa sulit pada awalnya, terasa berat.
Rasanya pijakan yang telah kubuat selama 14 tahun aku hidup roboh seketika.
Ya itu yang kurasakan 4 tahun silam.

Rasanya seperti mimpi.
Enggan sekali mempercayainya.
Rasanya kuingin terlelap tak sadarkan diri, lalu terbangun dipangkuannya, dipangkuan bapa.
Melihat raut wajahnya menampakkan gurat khawatir.
Tapi itu semua hanya khayalan. Harapan.

Lucunya, jangankan terjatuh pingsan, dudukpun aku harus dikomando.
Aneh rasanya, ketika batinku terasa sangat jatuh, roboh, tapi ragaku tetap berdiri tegak tak bergeming.

Hal yang lebih lucu adalah aku sangat mengkhawatirkan yang lain dibanding diriku sendiri.
Anehnya, Aku merasa tak pantas kehilangan.
14 tahun bersama bapa, itu bukan waktu yang lama tapi tentu bukan waktu yang singkat.
Aku lebih mengkhawatirkan ibu dan saudara-saudaraku.

Keesokan harinya, pemakamanpun dilaksanakan.
Detik-detik terakhir kebersamaan dengan bapa pun akan menjadi kenangan.
Bahkan didetik terakhir itu, aku tak menangis.
Lebih tepatnya aku menahan diri untuk tak mengeluarkan tangisan.
Mencoba menepati pinta kakak yang sangat sulit untuk ditepati.
“Kalau mau ikut ke tempat peristirahatan terakhir bapa, jangan nangis.”
Dan, sulit dipercaya. Aku tak menangis.
Ya setidaknya disana aku tak menangis.

“Bapa aja senyum, masa kamu nangis.”
Kalimat yang datangnya dari mulut kakak tapi rasa-rasanya aku mendengar pesan bapa disana.

Seminggu masih bagaikan mimpi.
40 hari masih terasa berat.
100 hari, aku selalu bermimpi, pa.
1 tahun, ini sulit. Mencoba untuk benar-benar ikhlas. Walau bagaimanapun aku tak ingin memperberat langkah bapa.
Tahun ke 2, aku mencoba untuk bangkit, tapi, seakan pondasi yang jelek, dinding itu kerap kali runtuh kembali.
Tahun ke 3, memulai membuat pondasi yang baik. Aku masih punya IBU disini. Dan itu harus menjadi modal kuat untuk bertahan.

Tahun ke 4.
Kini aku mulai mengerti betapa sulitnya mengikhlaskan.
Tapi, aku pun memahami bahwa setiap kejadian selalu ada hikmah yang bisa diambil.

2017
Kini anak bungsumu telah menjadi gadis remaja.
Tak secantik kebanyakan gadis memang.
Tapi aku tetap menjadi seorang putri dimatamu, kan?

2017
Jika bapa disini, ingin sekali ku membuatmu cemburu.
Menceritakan sesosok pria diluar sana yang kelak mungkin saja akan menjadi teman hidupku.
Sesosok pria yang akan dengan berani memegang tanganmu, untuk mengambil alih diriku darimu.

Kelak,
Aku akan tersenyum saat merindukanmu, Pa.
Tidak, bukan karena aku bahagia.
Tapi karena rindu itu terlalu dalam.
Rasanya terlalu sayang jika untuk ditangisi.

Di kehidupan selanjutnya,
Ajarkan aku agar bisa sekuat dirimu, Pa.
Untuk tetap bekerja dan tak pernah mengeluh.
Untuk tetap tersenyum agar tak mengkhawatirkan orang lain.
Untuk menjadi pribadi yang menyenangkan bagi semua.

Maaf,
Aku tak sempat membuatmu bangga memiliki anak sepertiku.
Maaf,
Selama 14 tahun kebersamaan kita, aku hanya selalu membuatmu khawatir.
Membuatmu marah dan kesal karena sifat manja dan ketidakpatuhanku.

Terimakasih, telah menjadi ayahku.


~~~
Bandung, 8 November 2017.
Febrina Zelin

Bersyukurlah !

Malam kawan....
Apa kabar?

Kabarku baik, masih chaos dengan akademik seperti biasanya. Dilanda malas yang berkepanjangan. Dihantui UTS 2 tak berkesudahan. but it's okay.
Aku mencoba untuk tetap bertahan.hahahaha

Sekarang tanggal 8 Nov. Akhir perkuliahan semester 3 itu 30 November entar. berarti masih 22 hari lagi. dan UTS 2 (atau UAS) pun akan segera datang menghadang.
Oya, jadi Tuhan, Allah SWT berkehendak lain. Aku GAGAL masuk jurusan Matematika, dan yah sekarang aku sedang mengumpulkan mood untuk menjalani rutinitas di jurusan Fisika. it's not that bad.

Jadi sebenernya aku mau cerita, betapa akhir-akhir ini aku merasa terpuruk, tak berdaya, bt sama diri sendiri, ingin rasanya ku memaki lagi dan lagi diri ini.
alasannya? karna apa yang aku harapkan tak berjalan dengan seharusnya.
yang lebih mengesalkan adalah fakta bahwa semua itu terjadi resmi kesalahan dari diri aku sendiri.

ohhh seriously, I HATE MYSELF.

tapi itu beberapa hari/minggu lalu, 2 hari terakhir aku mulai bangkit.
dan kunci dari segalanya adalah satu Bersyukurlah !